Thursday, 8 December 2016

Contoh Proposal Skripsi Olahraga PJKR UNY Bab 2

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.   Deskripsi Teori
1. Hakikat Minat
Minat adalah suatu rasa ingin melakukan kegiatan yang positif, menurut Sumadi Suryobroto (2006: 70), “minat adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan menurut Hurlock (2004: 114), minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan jika mereka bebas memilih.
Pendapat lain menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan tingkah laku umum seseorang untuk tertarik kepada sekelompok hal tertentu (Munandir, 2000: 46). Sedangkan menurut Sudibyo Setyobroto (2002: 22), “minat adalah sumber penggerak dan penolong tingkah laku individu memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu”. Jadi minat timbul bila individu tersebut tertarik terhadap sesuatu yang dirasakan menarik bagi individu tersebut, bermakna dan dibutuhkan bagi individu. Senada dengan Elizabeth (2004: 114), “minat adalah sumber motivasi yang mendorong untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan jika mereka bebas memilih”. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya, tetapi juga dapat diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan. Anak didik yang berminat pada ekstrakurikuler futsal cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar pada olahraga yang diminati itu dan sama sekali tidak menghiraukan sesuatu yang lain.
Menurut Slameto (2010: 182), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar rasa minat itu.
Minat sebagai sesuatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungannya. Pemusatan perhatian menurut di atas merupakan tanda seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu yang terlahir atau muncul tidak sengaja menyertai sesuatu individu tersebut (Agus Sujanto, 2004: 92).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa timbulnya minat adalah rasa senang atau ketertarikan terhadap sesuatu yang dianggap menarik pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Jadi boleh dikatakan orang yang berminat terhadap sesuatu maka seseorang tersebut akan merasa senang atau tertarik terhadap suatu objek yang diminati tersebut. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang berada di luar dirinya. Hasil suatu pembelajaran akan menjadi lebih optimal bila ada minat dari siswa, makin besar minat yang dimiliki oleh siswa makin berhasil pula pembelajaran itu.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat menurut Crow dan Crow (1998: 159-160) adalah :
1) Faktor dari dalam
Faktor ini merupakan faktor yang mendorong pemusatan perhatian dan keterlibatan mental. Misalnya dorongan dari dalam yang menimbulkan kegiatan untuk mencari makanan dan sebagainya.
2) Faktor motif sosial
Faktor ini merupakan faktor sosial yang membangkitkan minat pada hal-hal tertentu yang ada hubungannya dengan penemuan kebutuhan sosial bagi dirinya. Misalnya dorongan untuk menghargai akan menimbulkan minat terhadap pendidikan yang tinggi.
3) Faktor emosional
Faktor ini merupakan faktor perasaan yang erat kaitannya dengan minat seseorang terhadap suatu obyek. Adanya aktifitas yang memberikan keberhasilan dan kesuksesan akan menimbulkan perasaan dan puas. Sebaliknya kegagalan seseorang dapat menurunkan minatnya pada bidang yang bersangkutan.

Menurut Dimyati Mahmud (1989: 23) Faktor-fakor yang mempengaruhi minat sejak kecil sampai tua adalah keadaan jasmani, status mental dan perasaan, dan lingkungan sosial. Menurut Abu Ahmad & Widodo Supriyono (2004: 78) faktor-faktor penyebab  kesulitan belajar dapat di golongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor intern meliputi: faktor fisiologi dan faktor psikologi kemudian faktor ekstern meliputi: faktor-faktor non-sosial dan faktor-faktor sosial.
Menurut Siti Rahayu Haditono dalam Dwi Hari Subekti (2007: 8) minat dipengaruhi oleh dua faktor :
a.    Faktor dari dalam (intrinsik) yaitu berarti bahwa sesuatu perbuatan memang di inginkan karena seseorang senang melakukannya. Disini minat datang dari dalam diri orang itu sendiri. Orang senang melakukan perbuatan itu demi perbuatan itu sendiri. Seperti : rasa senang, mempuyai perhatian lebih, semangat, motivasi, emosi.
b.    Faktor dari luar (ekstrinsik) bahwa suatu perbuatan dilakukan atas dorongan/pelaksanaan dari luar. Orang melakukan perbuatan itu karena ia didorong/dipaksa dari luar. Seperti: lingkungan, orang tua, guru.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dapat mempengaruhi minat siswa yaitu dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa itu sendiri (internal) yang meliputi perhatian, perasaan senang, dan aktivitas, kemudian faktor dari luar (eksternal) yang meliputi peranan guru, lingkungan, keluarga dan fasilitas. Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti faktor yang mempengaruhi minat siswa SMP Negeri 2 Karanganyar terhadap kegiatan ekstrakurikuler futsal berdasarkan faktor dari dalam dan faktor dari luar.
Dalam hal ini faktor yang menjadi indikator minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler futsal yaitu :
a.    Faktor dari dalam
1)   Perhatian
Perhatian menurut Sumadi Suryabrata (2006: 14) yang berdasar pada pendapat ahli psikologi dapat didefinisikan dalam dua arti, yaitu “Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek dan perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktifitas yang dilakukan”. Kemudian Bimo Walgito (2000: 56) “perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek”. Contoh: perhatian saya lebih tertuju pada olahraga futsal dibandingkan dengan olahraga lain.
2)   Perasaan senang
Rasa senang siswa terhadap suatu pembelajaran juga mempengaruhi minat siswa. Jika siswa tidak suka dalam pembelajaran maka minat untuk mengikuti pembelajaran rendah dibandingkan dengan siswa yang senang terhadap suatu pembelajaran tersebut. Perasaan senang diidentifikasikan sebagai gejala psikis yang bersifat subyektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf (Sumadi Suryobroto 2006: 66).
3)   Aktifitas
Aktifitas yang sedang berjalan pada individu dapat mempengaruhi perhatiannya pada akhirnya dapat mempengaruhi minat akan aktifitas tersebut. “Suatu hal atau benda pada suatu waktu tidak menarik perhatian seseorang, tetapi pada waktu yang lain justru sebaliknya, oleh karena pada waktu itu aktifitas jiwanya sedang berhubungan dengan benda tersebut”. (Bimo Walgito, 2000: 76).

b.    Faktor dari Luar
1)   Peran Guru/Pelatih
Peranan guru/pelatih dalam pembelajaran pendidikan jasmani seperti metode mengajar guru/pelatih, hubungan antara siswa dan kecakapan dalam mengajar seorang guru/pelatih berperan penting dalam menumbuhkan minat belajar siswa. Pelatih merupakan tokoh panutan, guru, pembimbing, pendidik, pemimpin, bahkan tak jarang menjadi tokoh model bagi atletnya (Monty P. 2000: 31). Menurut Sukadiyanto (2002: 4) Pelatih adalah seseorang yang memiliki kemampuan profesional untuk membantu mengungkapkan potensi olahragawan menjadi kemampuan yang nyata secara optimal dalam waktu yang relatif singkat.
2)   Fasilitas
Ketersedian dan tidak ketersediaan fasilitas atau sarana prasarana pendidikan jasmani akan mempengaruhi minat siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Fasilitas olahraga menurut Soepartono (2000: 6) semua prasarana olahraga yang meliputi lapangan dan bangunan serta perlengkapannya untuk melaksanakan program kegiatan olahraga. Fasilitas sendiri adalah sesuatu alat yang dapat mempermudah atau membantu kita untuk melakukan suatu pekerjaan  yang kita miliki. Menurut Agus S Suryobroto (2004: 4) fasilitas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, bersifat permanen atau tidak dapat dipindah-pindahkan,
3)   Lingkungan
Menurut M. Ngalim Purwanto, (2004: 8) lingkungan ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan.
3. Hakikat Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi.
Menurut Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993: 22) mengemukakan bahwa :
“ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi”.

 (Depdiknas, 2004: 1) dalam Tri Ani Hastuti (2008: 63) ekstrakurikuler merupakan program sekolah, berupa kegiatan siswa yang bertujuan memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, optimlisasi pelajaran yang terkait, menyalurkan bakat dan minat, kemampuan dan keterampilan serta untuk lebih memantapkan kepribadian siswa.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar jam mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah/madrasah (Depdikbud: 2002).
Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan baik secara perseorangan maupun kelompok. Kegiatan perseorangan dimaksudkan untuk meningkatka pengetahuan, penyaluran bakat serta minat siswa. Sedangkan kegiatan kelompok yang dimaksudkan untuk pembinaan bermasyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan bakat siswa dalam bidang tertentu. Selain itu juga akan membantu siswa untuk lebih memahami mengenai suatu hal yang tidak dapat dimengerti pada saat jam sekolah.
4. Hakikat Ekstrakurikuler Futsal di SMP Negeri 2 Karanganyar
SMP Negeri 2 Karanganyar atau yang disebut dengan SPENDAKA adalah Sekolah Menengah Pertama yang berada di utara alun-alun karanganyar. Di SMP Negeri 2 Karanganyar memiliki sederet kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ini bertujuan sebagai wadah penyaluran hobi, minat dan bakat para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuan, daya kreativitas, jiwa sportivitas dan meningkatkan rasa percaya diri.
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMP Negeri 2 Karanganyar yaitu ekstrakurikuler futsal. Kegiatan ini sudah berlangsung kurang lebih selama 4 tahun dan merupakan satu-satunya kegiatan ekstrakurikuler futsal yang berada di Karanganyar.
Kegiatan ekstrakurikuler futsal dilaksanakan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari Kamis dan Sabtu pada pukul 15.00 – 16.30 WIB. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ini pada tahun ajaran 2013/2014 berjumalah 30 siswa putra dan 15 siswa putri yang di ikuti oleh siswa kelas VII dan VIII.
5. Hakikat Futsal
Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang paling digemari di kalangan masyarakat saat ini. Futsal adalah permainan sejenis sepakbola yang dimainkan dalam lapangan yang lebih kecil dan permainan ini dimainkan oleh 10 pemain (masing-masing tim terdiri dari 5 orang termasuk penjaga gawang).
Menurut Lukman Yudianto (2009: 56), kata futsal sendiri berarti sepakbola dalam ruangan. Kata futsal berasal dari kata “Fut” yang diambil dari kata futbol atau futebol, yang dalam bahasa Spanyol dan Portugal berarti sepakbola, sedangkan kata “Sal” yang diambil dari kata sala atau salao yang berarti di dalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal pada tahun 1989. Sebelumnya, ada beberapa nama yang sering dipakai untuk olahraga ini antara lain  five-a-side-game, mini soccer, atau indoor soccer.
Menurut  Dendy Sugono  (2008:  401)  “futsal adalah olahraga permainan sepakbola, dengan lapangan dan gawang lebih kecil, biasanya dimainkan di dalam ruangan besar, masing-masing tim terdiri atas lima orang”. Menurut  Justinus Lhaksana (2008: 7), futsal  adalah permainan yang sangat  cepat dan dinamis. Futsal adalah olahraga beregu, kolektivitas tinggi akan mengangkat prestasi.
Menurut Javier Lozano dalam Justinus Lhaksana (2008: 57), futsal bukan hanya suatu permainan bagi pemain yang merasa lebih nyaman di lapangan sempit. Namun, yang berkembang dalam futsal adalah kecepatan dan kualitas untuk membuat suatu keputusan.  Futsal adalah permainan yang hampir sama dengan  sepakbola  dimana dua tim memainkan dan memperebutkan bola di antara para pemain dengan tujuan dapat memasukkan bola ke  gawang lawan dan mempertahankan gawang dari kemasukan bola. Pemenang adalah tim (regu) yang memasukkan bola ke gawang lawan lebih banyak dari kemasukan bola di gawang sendiri.  Menurut Justin Lhaksana (2008: l9)  “menyatakan sebelum  berkembang menjadi cabang olahraga yang kedudukannya sejajar dengan  sepakbola rumput,  futsal  ditekuni sebagai sarana pengarahan  dan  pembentukan para pemain muda yang ingin berkarir dalam bidang futsal”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan futsal adalah permainan sepakbola  indoor  yang dimainkan lima orang dan membutuhkan  tingkat  kompetensi teknik yang tinggi karena dimainkan dengan waktu yang  cepat.
6. Sejarah Futsal
Asmar Jaya (2008: 1-2), meyatakan bahwa futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani saat Piala Dunia digelar di Uruguay. Olahraga baru itu dinamai futebol de salao (bahasa Portugis) atau futbol sala  (bahasa Spanyol) yang maknanya sama, yakni sepakbola ruangan. Dari kedua bahsa itu  munculah singkatan yang lebih mendunia, futsal.
Permainan ini sekarang dimainkan dibawah perlindungan Federation Internationale de Football Association (FIFA) di seluruh dunia. Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965, Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama.
Kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-anggotanya bergabung dengan FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo, Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil di posisi pertama.
7. Prinsip Dasar Permainan Futsal
 Asmar Jaya (2008: 59-61), menyatakan bahwa ada  dua prinsip dasar dalam permainan futsal :
a.    Attack (Penyerangan)
Kontrol bola adalah kunci sukses dalam suatu penyerangan. Umpan-umpan bola serta kerjasama antar pemain dalam setiap tim merupakan element yang sangat penting dalam penyerangan. Pergerakan tanpa bola juga merupakan element penting lainnya. Cobalah untuk memberikan umpan bola ke teman se-tim kita lebih dari satu cara/model sehingga umpan-umpan bola bisa lebih bervariasi, ada banyak cara model penyerangan dalam futsal. janganlah bermain terlalu kaku, gunakan imajinasi, spontanitas, skill, dan kreativitas. Pola penyerangan yang umum dipakai yakni 2-2 (kotak), 3-1 atau 4-0 (5 orang pemain).
b.    Defence (Pertahanan)
Objektivitas sebuah pertahanan dalam futsal adalah mencegah lawan dalam upaya menjebol gawang kita, di samping itu juga berusaha untuk merebut bola dari lawan. Dua hal tersebut saling berhubungan dan sangat erat kaitannya. Sebagian besar pemain Futsal banyak melakukan tendangan ke arah gaawang di daerah “D Zone”, maka dari itu daerah daerah “D Zone” harus dijaga dengan ketat. Area ditengah harus menjadi perhatian penuh dibanding area dari samping, karena proses gol banyak tercipta dari area tengah. Ada 2 pola sistem pertahanan, yakni 2-2 (bentuk kotak) dan 1-2-1. Penjaga gawang menjadi baris terakhir dalam menjaga pertahanan dan harus lebih agresif dalam menghalau bola dari serangan-serangan lawan.

8. Teknik Dasar Permainan Futsal
 Asmar Jaya (2008: 62-64), menyatakan bahwa ada tujuh teknik dasar dalam permainan futsal :
a.    Menendang (kicking), merupakan salah satu karakteristik permainan futsal yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik akan dapat bermain secara effisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengoper (passing), menembak ke gawang (shooting),  dan menyapu untuk menggagalkan lawan (sweeping).
b.    Menerima/menghentikan bola, adalah untuk mengontrol bola yang termasuk di dalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan mempermudah untuk passing.
c.    Menggiring bola (dribbling), adalah menendang bola terputus-putus atau pelan-pelan. Menggiring bola bertujuan untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan. kaki yang digunakan dalam menggiring bola sama dengan kaki yang digunakan untuk menendang bola.
d.   Menyundul bola (heading), adalah untuk mengoper, mencetak gol dan mematahkan serangan lawan/membuang bola. Pemain harus belajar menyundul bola menggunakan dahi bukan ubun-ubun kepala. Menyundul bola bisa dilakukan sambil berdiri dan meloncat/melompat.
e.    Lemparan ke dalam (throw in), ketika bola melewati garis lapangan, pemain akan melakukan lemparan ke dalam. Lemparan ke dalam pada permainan futsal berbeda dengan lemparan dalam pada permainan sepakbola.
f.     Merampas bola (tackling), merupakan upaya untuk merbut bola dari penguasaan lawan. Merampas bola dapat dilakukan dengan sambil berdiri (standing tackling) dan sambil meluncur (sliding tackle).
g.    Penjaga gawang (goal keeper), merupakan pertahanan yang paling akhir dalam permainan futsal. Menjadi kiper butuh ketangguhan fisik dan mental. Satu hal yang harus diperhatikan juga adalah kiper harus berkomunikasi dengan rekan pemain lain. dia harus membantu rekannya untuk menyuruh mereka mengawal lawan atau berjaga-jaga disekitar gawang ketika timnya diserang.

John Tenang (2008: 18), menyatakan ada enam indikator yang membantu pemain mengembangkan kemampuan teknik dan taktik bermain bola dengan baik :
a.    Intelegensi
Sepakbola adalah suatu permainan yang kompleks. Jika kita menganalisis setiap pertandingan dari keseluruhan yang terekam dalam sejarahnya, kita tidak akan menemukan situasi yang identik dengan futsal. Futsal merupakan sesuatu yang mengalir begitu saja tanpa ada persiapan khusus. Artinya seorang pemain harus melakukan improvisasi untuk menghadapi situasi yang bakal berubah dalam pertandingan. Futsal merupakan medium ideal untuk mengembangkan intelegensi sepakbola, maksudnya dengan ruang gerak yang terbatas maka pemain harus dituntut memiliki kecepatan berpikir dalam menganalisis situasi yang ada.
b.    Keahlian Teknik
Futsal lebih menekankan pada kemampuan (skill) dibandingkan dengan unsur fisik, dalam hal ini unsur fisik yang dimaksud seperti body charge dan kontak fisik seperti dalam sepakbola. Bola yang lebih kecil dan ringan menjadi instrumen yang bagus dalam membantu pengembangan teknik individu. Pemain bisa lebih matang dalam melakukan penguasaan bola dibandingkan dengan sepakbola konvensional. Itu memudahkan pemain untuk meningkatkan kecepatan dan kelincahan kedua kaki saat melakukan gerakan dengan atau tanpa bola (foot work) secara matang. Penguasaan bola saat menerima dan mengoper serta perubahan gerakan tubuh akan sangat berguna saat bermain bola di luar ruangan.
c.    Total Soccer
Jumlah pemain yang sedikit dalam sebuah tim futsal menjadi sangat krusial bagi seluruh pemain dalam bertahan dan menyerang. Pembagian posisi yang dilakukan dalam futsal dapat berubah-ubah dan tetap memiliki kecenderungan antara pemain bertipe menyerang dan yang bertipe bertahan, tapi seluruh pemain harus saling membantu dan harus memiliki mental serta karakter bertahan dan menyerang. Ini membantu pemain untuk menyesuaikan dengan segala posisi sesuai tuntutan sepakbola modern dan mengatasi berbagai masalah taktik dan strategi permainan. Pemain sadar, mereka tidak boleh santai, tapi harus aktif karena permainan futsal butuh peran aktif dari seluruh pemain.
d.   Permainan Cepat
Sepakbola modern memiliki ciri khas yang spesifik lewat permainan cepat. Dalam futsal, karena ruang gerak yang sempit, bola akan bergulir dengan cepat diantara kaki pemain. Pergerakan bola yang cepat akan membantu pemain untuk mengembangkan permainan cepat secara individu dan tim. Dengan pengembangan permainan cepat tersebut pemain dapat memutuskan teknik dan taktik permainan secara cepat. Dan tentu akan sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam permainan di luar ruangan.
e.    Hiburan
Futsal adalah permainan cepat dan exciting, ketika pemain terus bergerak ketimbang menunggu datangnya bola. Dengan kondisi lapangan yang kecil, maka sering terjadi gol dalam jumlah banyak yang dicetak atau dihasilkan oleh pemain yang berbeda.
f.     Kemampuan Kiper
Kiper harus berperan aktif dan tidak hanya terpaku di bawah mistar gawang. Kiper perlu belajar memainkan bola, menjaga gawang dan memerhatikan dengan seksama arah bola dari pojok.

9. Karakteristik Anak Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14 tahun). Menurut Desmita (2010: 36) ada beberapa karakteristik siswa usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) antara lain :
a.    Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
b.    Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
c.    Kecenderungan ambivalensi, serta keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
d.   Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
e.    Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
f.       Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
g.    Mulai mengembangkan standard dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.
h.    Keccenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas.

Menurut Hendrianti Agustiani (2006: 28-29) ciri-ciri umum masa remaja adalah sebagai berikut :
a.    Masa remaja awal (12-15 tahun)
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua.
b.    Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri.
c.    Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran orang dewasa. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa.


Siswa sekolah menengah pertama memiliki usia yang merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia remaja. Perilaku yang disebabkan oleh masa peralihan ini menimbulkan berbagai keadaan dimana siswa labil dalam pengendalian emosi. Keingintahuan pada hal-hal baru yang belum pernah ditemui sebelumnya mengakibatkan muncul perilaku-perilaku yang mulai memunculkan karakter diri.

B.  Penelitian yang Relevan
1.    Penelitian yang dilakukan oleh Afrian Yudhi Kristianto (2011) berjudul “Minat Siswa Kelas IV dan V SD Negeri di Desa Gumiwang Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara Terhadap Ekstrakurikuler Sepakbola”. Penelitian tersebut menggunakan sampel sebanyak 108 siswa sebagai responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1 siswa (0,93%) siswa mempunyai minat kurang sekali, 4 siswa (3,70%) siswa mempunyai minat kurang, 8 siswa (7,41%) siswa mempunyai minat rendah sekali, 27 siswa (25,00%) siswa mempunyai minat rendah, 34 siswa (31,48%) siswa mempunyai minat sedang, 18 siswa (16,67%) siswa mempunyai minat cukup, 15 siswa (13,89%) siswa mempunyai minat tinggi, dan 1 siswa (0,93%) siswa mempunyai minat sangat tinggi.
2.    Penelitian yang dilakukan oleh Akbar Ridmasuda M (2012) berjudul “Minat Mahasiswa Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Angkatan Tahun 2010 Terhadap Olahraga Futsal”. Penelitian tersebut menggunakan sampel sebanyak 87 mahasiswa sebagai responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa 0 mahasiswa (0%) mempunyai minat sangat rendah, 5 mahasiswa (5,7%) mempunyai minat rendah, 29 mahasiswa (33,3%) mempunyai minat sedang, 44 mahasiswa (50,6%) mempunyai minat tinggi, dan 9 mahasiswa (10,3%) mempunyai minat sangat tinggi.
C.  Kerangka Berpikir
Sekolah Menengah Pertama merupakan salah satu ruang lingkup pendidikan yang di dalamnya terdapat bibit-bibit olahragawan yang memiliki potensi besar untuk dibina. Langkah awal yang dapat dilakukan sekolah adalah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler futsal, karena kegiatan tersebut merupakan wadah untuk mengembangkan bakat dan kegemaran dalam cabang olahraga khususnya futsal.
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan positif yang dapat mengembangkan prestasi dan kesegaran jasmani bagi siswa. Pada prinsipnya kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengakrabkan hubungan personal siswa sekaligus mengembangkan minat dan bakat siswa.
Minat pada dasarnya merupakan kekuatan pendorong yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghayati suatu objek, hubungannya dengan minat siswa SMP Negeri 2 Karanganyar dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler futsal adalah siswa mempunyai minat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler futsal dapat timbul dari dalam diri siswa itu sendiri (faktor intern) bahkan dapat juga dipengaruhi dari luar (faktor ekstern).


No comments:

Post a Comment